Mengenali Beberapa Hama yang Menyerang Pertanian

Mengenali Beberapa Hama yang Menyerang Pertanian – Seperti layaknya sebutan agraris, Indonesia memang memiliki penduduk yang mayoritasnya bekerja pada bidang pertanian. Ini dikarenakan, kondisi iklim, posisi wilayah, dan banyak faktor pendukung sehingga membuat Indonesia menjadi daerah yang cocok ditanami oleh berbagai tanaman pertanian. Namun, tidak jarang hasil dari panen ini terasa kurang memuaskan, dan dalam beberapa kasus yang lain malah gagal panen. Salah satu komponen terbesar atas kegagalan pertanian ini adalah karena adanya gangguan atau serangan dari hama.

Dari sini saja sudah diketahui, bahwa hama merupakan hewan yang mengganggu dan merusak sehingga menghambat jalannya pertumbuhan tanaman dalam pertanian. Ini tentunya menjadi momok yang mengerikan bagi para petani, karena apabila tanaman terserang hama, maka kualitas tanaman akan menurun bahkan bisa menyebabkan mati. Apabila sudah seperti ini, selain menjadi rugi, dalam kasus yang ekstrim, masyarakat bisa kekurangan pangan tertentu akibat serangan besar dari hama.

Lantas, apa saja jenis hama yang bisa merugikan para petani ini? Dan bagaimana cara untuk mengatasinya? Semua pertanyaan tersebut akan dikupas tuntas pada ulasan berikut ini.

Jenis Hama Perusak Tanaman Pertanian

Hal pertama yang harus diketahui adalah, hama dan gulma merupakan sesuatu yang sangat berbeda. Karena tidak jarang, masih banyak orang yang kurang mengerti akan fakta ini. Gulma merupakan tumbuhan yang merugikan tanaman dengan hidup di tempat yang merugikan. Tumbuhan ini bisa menyerap nutrisi yang harusnya diserap secara utuh oleh tanaman utama. Sedangkan hama adalah hewan yang merusak tanaman, dan umumnya berupa serangga.

Untuk lebih lengkapnya, inilah rentetan daftar hama yang masih eksis dan perlu untuk diberantas begitu merusak jalan tumbuhnya tanaman di pertanian :

1. Wereng Batang Coklat

Penduduk kerap kali menyebutnya sebagai WBC yang adalah singkatan dari namanya. Hama satu ini adalah yang paling sering menyerang dan merugikan bagi pertanian tanaman padi. Wereng akan hinggap, dan menyedot cairan di batang padi sehingga membuat tanaman menjadi kering. Selain itu, WBC juga bisa menyebarkan penyakit tungro pada padi, yang membuat bentuknya menjadi kerdil, jumlah anakan sedikit, pertumbuhan terhambat, dan daunnya berubah warna menjadi jingga dengan bercak coklat.

Wereng jenis ini sendiri memiliki warna tubuh yang coklat, dan biasanya akan menyerang tanaman terutama pada musim hujan. Berikut ini adalah cara untuk pengendalian WBC ini :

-Memilih tanaman yang tahan akan wereng coklat
-Menggunakan pestisida dengan formula yang tepat, sehingga tidak membahayakan lingkungan dan manusia
-Memanfaatkan seleksi alam, yaitu dengan membiarkan pemangsa wereng hidup. Biasanya, lebah akan memakan telur dari wereng coklat ini, sedangkan kumbang lembing memakan langsung wereng beserta anaknya

2. Tikus

Tikus memiliki banyak jenis dan salah satunya adalah menjadi pengganggu jalannya pertanian. Jenis ini disebut sebagai tikus sawah. Keberadaannya sangat merugikan petani karena tikus sawah akan merusak tanaman padi. Terlebih hewan ini termasuk cerdas karena bisa belajar dari tindakan manusia yang sudah dilakukan sebelumnya, sehingga dalam mengendalikannya sedikit lebih sulit. Dan selain menyerang sawah, tikus sawah juga bisa menyerang gudang penyimpanan. Dalam kasus yang besar, tikus sawah bisa menyebabkan petani gagal panen.

Cara untuk mengatasi hama ini adalah sebagai berikut :

-Melakukan gropyokan yang dipasang sepanjang sawah
-Memanfaatkan seleksi alam dengan tidak memburu ular sawah atau burung hantu yang biasanya memangsa tikus sawah
-Menggunakan bahan kimia untuk pembasmiannya
-Memasang pagar listrik untuk mencegah tikus masuk ke lahan pertanian

3. Tungau

Hama yang berikutnya memiliki ukuran sangat kecil, yaitu kurang dari 1 milimeter, dan biasanya berkembang biak di bawah dedaunan. Tungau yang biasa menyerang adalah jenis tungau merah yang dapat menghasilkan 15-20 telur setiap harinya. Dengan cepatnya perkembang biakan, tungau menjadi mimpi buruk bagi para petani.

Hampir sama seperti wereng coklat, tungau akan menyerap nutrisi, dan juga menyebarkan racun yang akan menghambat pertumbuhan tanaman. Biasanya tanaman yang rentan terserang tungau adalah strawberi, kapas, tomat, kacang panjang atau tanaman hias.

Cara mengatasi hama yang satu ini adalah sebagai berikut:

-Cutting off, atau menghilangkan sebagian atau seluruh tanaman yang sudah terjangkit untuk menghentikan perkembang biakannya
-Menyemprot pestisida dengan takaran yang aman
-Menggunakan cara tanam tumpang sari
-Memanfaatkan seleksi alam dengan predator alami tungau

4. Lalat Buah

Hewan hama yang satu ini menjadi musuh utama bagi para petani buah. Lalat buah akan bertelur di dalam buah, dan menciptakan larva-larva yang akan merusak daging dari dalam, dan membuat buah menjadi rusak lantas busuk. Petani harus merasa waspada begitu kulit buah terdapat bintik-bintik hitam, karena ini merupakan telur dari lalat buah. Biasanya, hewan ini mengincar buah yang memiliki kulit tipis dan berdaging lunak seperti manga, tomat, pisang, papaya, labu, belimbing, cabe, kelengkeng, dan masih banyak lainnya.

Cara untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :

-Membungkus buah dengan plastik
-Menggunakan senyawa metil eugenol
-Membiarkan predator alaminya hidup. Biasanya lalat buah dimakan oleh kumbang stafilinid, laba-laba, semut dan cocopet.

5. Ulat

Jenis ulat yang kerap kali merusak hasil pertanian adalah ulat grayak dan ulat daun. Terlebih pada tanaman kedelai, ulat grayak agak-agaknya menjadi musuh utama. Ulat tersebut akan memakan daun dan menyisakan kerangkanya saja.

Cara untuk membasminya adalah :

-Membersihkan telur ulat pada daun
-Menggunakan pestisida dengan takaran yang aman

Hama-hama yang telah dibahas barusan memang sangat merugikan bagi para petani, dari merusak tanaman, hingga menyebabkan gagal panen. Anda bisa mengatasi jenis hama-hama tersebut dengan tips yang sudah dibahas di atas.

 

Jenis-Jenis Pestisida Untuk Pertanian, Beserta Fungsinya!

Jenis-Jenis Pestisida Untuk Pertanian, Beserta Fungsinya! – Hama merupakan suatu momok mengerikan bagi para petani, dan pembudidaya tanaman lainnya. Ini dikarenakan, hama bisa mengganggu tumbuh kembangnya tanaman, merusak, membuat kualitasnya menurun bahkan hingga berakibat pada gagalnya panen. Tentu saja itu segera menjadi mimpi buruk untuk seluruh pembudidaya tanaman.

Namun, selain hama yang bisa berupa serangga, gastropoda atau nematode, terdapat juga organisme pengganggu tanaman lainnya seperti gulma dan mikroorganisme patogenik. Seluruh usaha juga dicoba para petani untuk menghentikan serangan organisme pengganggu ini, seperti dengan memperbaiki teknik saat bercocok tanam, dan yang lainnya. Namun cara yang paling ampuh dan cepat adalah dengan menggunakan pestisida.

Ini dikarenakan kerugian yang disebabkan oleh hama ini bisa sangat besar dan ekstrim. Di beberapa kasus, terdapat petani yang sama sekali tidak bisa melakukan budidaya beberapa jenis tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme pengganggu ini. Di dalam skala yang besar dan sangat ekstrim, gangguan hama bisa menyebabkan kekurangan pangan di beberapa daerah.

Itu mengapa petani perlu mengenali beberapa jenis pestisida demi menghalau para mikroorganisme yang mengganggu jalannya pertanian. Demi kesehatan tanaman yang dibudidayakan, dan juga keperluan masyarakat akan buah atau sayur dari para petani. Dengan menggunakan pestisida, petani juga bisa terhindarkan dari kerugian akibat gagal panen. Lalu apa saja jenis-jenis pestisida yang tersedia di pasaran? Berikut adalah ulasan lengkapnya.

Jenis Pestisida Serta Fitur yang Diusung

Pestisida sendiri sebenarnya bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu pestisida alami dan juga pestisida sintetis. Untuk lebih lengkapnya, berikut sudah dirangkumkan daftar lengkapnya:

1. Insektisida

Insektisida merupakan bahan kimia yang memiliki sifat racun dan berfungsi untuk mempengaruhi kesehatan, tingkah laku, perkembangbiakan dan juga pertumbuhan pada serangga pengganggu tanaman hingga akhirnya mati. Bahkan, para masyarakat yang melakukan budidaya tanaman, mengenakan pestisida jenis ini sejak tahun 1800-an. Jenis ini biasanya digunakan untuk mengendalikan hama berupa ulat daun, tungau, wereng batang coklat, penggerek batang, dan lain-lain.

Pada zaman itu, insektisida berasal dari bahan alami seperti minyak ikan, dan campuran seperti bawang merah, bawang putih, atau pun lada. Semakin berkembangnya zaman, pada tepatnya sekitar tahun 1930 an, sesaat setelah perang dunia kedua, mulai muncul insektisida sintetik yang langsung populer sekali, terlebih di kalangan para petani. Berikut adalah jenis dari insektisida.

a) Insektisida Hayati

Seperti namanya, insektisida ini berasal dari bahan alami seperti bunga, bakteri atau pun pohon. Berikut adalah daftarnya :

-Silica (SiO2), terbuat dari tanah dan menghilangkan selubung lilin di kutikula
-Asam Borat (h3BO3), berfungsi menarik perhatian semut
-Pyrethrum, terbuat dari bunga krisan, dan menghambat serangga
-Rotenone, terbuat dari pohon Derris, dan menyerang permukaan tubuh hama
-Neem, berasal dari pohon Neem, berfungsi mengganggu serangga tetap menjadi larva
-Bacillus Thuringiensis, memiliki produksi toksin yang menyebabkan kematian pada serangga

b) Insektisida Sintetik

-Senyawa Organofosfat
-Senyawa Organoklorin, yang sangat bersifat persisten
-Karbamat, jenis yang efektif mematikan para hama
-Pyrethrin
-Fumigan, berbentuk gas yang membunuh serangga

2. Moluskisida

Seperti namanya, pestisida jenis ini berfungsi untuk mematikan jenis molus seperti lintah, keong, bekicot, tisipa, dan juga janggel. Alih-alih disemprot seperti bentuk pestisida yang lain, jenis ini berupa butiran layaknya pasir, yang cara menggunaannya adalah dengan ditaburkan pada sekitar tanaman yang hendak dberikan pestisida.

Contoh dari produk Moluskisida ini meliputi Toxiput, Siputox, Kensida, Metapar, Karissnail, dan Bentan.

3. Herbisida

Pestisida yang satu ini biasa disebut juga sebagai racun rumput. Fungsi utamanya pada pertanian adalah membasmi gulma yang mengganggu tanaman dan menurunkan kualitas hasil pertanian. Herbisida sendiri diberikan pada dua waktu.

Pertama, saat pratumbuh. Petani akan menyebarkan herbisida di lahan yang sudah diolah, namun belum disebari oleh benih. Sifat yang diusung adalah nonselektif, alias akan membunuh semua tumbuhan atau organisme yang berpotensi mengganggu.

Dan kedua adalah pascatumbuh, yang diberikan begitu benih sudah memiliki daun pertamanya. Memakainya harus selektif, dengan artian tidak mengganggu tumbuhan utama, dan hanya pada bagian-bagian tertentu saja.

Contoh dari herbisida ini adalah Puanmur, Agrept, Plantomycin, Arashi, dan masih banyak lainnya.

4. Fungisida

Jenis pestisida yang satu ini memberantas fungi atau jamur yang berada pada tanaman. Bentuk dari fungisida juga sangat banyak, mulai dari serbuk, butiran, cair, hingga gas. Namun yang paling banyak digunakan adalah fungisida dengan bentuk cair.

Namun, selain terkenal akan bentuknya yang sintetik, sebenarnya ada beberapa senyawa akan yang bisa digunakan sebagai fungisida alami, beberapa di antaranya adalah :

-Minyak rosemary
-Minyak pohon teh
-Minyak cengkeh
-Minyak oregano
-Minyak jojoba
-Minyal buah Azadirachta Indica
-Monocerin
-Ampelomyces Quisqualis

Sedangkan untuk cara pemakaiannya, fungisida dibedakan menjadi tiga kategori. Pertama adalah fungisida kontak, bekerja di bagian tanaman yang disemprot. Fungisida sistemik akan diserap oleh tanaman melalui pembuluh jaringannya. Dan yang terakhir adalah fungisida translaminar, yang mengalir dari bagian atas tanaman seperti daun, menuju ke bagian bawah yang tidak disemprot.

5. Akarisida

Pestisida ini digunakan untuk mematikan kutu dan tungau. Contohnya adalah Mitisun, Agrida, Kelthane dan lain sebagainya.

6. Bactersida

Jenis ini digunakan untuk mengendalikan bakteri pada tanaman yang menyebabkan awar, penyakit layu, busuk, dan sebagainya. Contoh dari pestisida ini adalah Puanmur, Agrept, Plantonym dan sebagainya.

7. Rodentisida

Dan jenis yang terakhir adalah pestisida untuk membasmi tikus atau binatang pengerat lainnya. Anda bisa menemukannya dalam produk seperti Basmikus atau Sidarat.

Penggunaan pestisida sebenarnya sempat menuai pro dan kontra. Ini disebabkan dampak yang diusung dapat membahayakan kesehatan. Namun meski begitu, semakin berkembangnya zaman dan teknologi, saat ini sudah sangat banyak pestisida yang dimodifikasi sedemikian mungkin agar aman untuk lingkungan dan juga manusia.